Gamelan dan Resonansi Kolom Udara (Gamelans and Air Column Resonance)

    

javanese gamelans

 

         Tahu kah anda gamelan jawa? gamelan jawa yang biasanya terbuat dari perunggu atau campuran beberapa logam agar lebih tahan terhadap pukulan tersebut ( kecuali siter, kecapi, suling, gambang, rebab ) terdapat bermacam-macam jenisnya, dari yang paling besar adalah "gong" sampai yang paling kecil adalah "peking". Kesemuanya tersebut mempunyai kolom, atau rongga udara, yang membuat suara dari gamelan tersebut menjadi lebih nyaring dan keras meskipun tanpa pengeras suara.
Did you know Javanese gamelan? Javanese gamelans is usually made of bronze or a mixture of several metals to make it more resistant to blow it
(except the siter, harp, flute, xylophone, fiddle) there are various kinds, of which the biggest is "gong" to the tiniest is "peking ". All of which has a column, or air cavity, which makes the sound of the gamelans became louder and louder even without loudspeakers.

 gender

 

slenthem

        Alat musik di atas termasuk dalam gamelan yang namanya "gender", yang sejenis dengan alat musik ini adalah "slenthem" ( bentuknya lebih besar dari ''gender" ) yang mempunyai kolom udar panjang, biasanya berwarna kuning dan terbuat dari seng tebal ada yang tipis tergantung nada bilah yang berada di atasnya.seperti kita ketahui kolom udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat musik yangdinamakan Organa, baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka. Dibawah ini adalah gambar penampang pipa organa terbuka seperti halnya "gender" maupun "slenthem"

gamelans musical instruments above is called "gender", which is similar with this instrument is "slenthem" (shape larger than the''gender ") which has a long column of air, usually yellow and made of thick there is a thin zinc depending on the tone of the bar residing on it. as we know it can be resonating air column, meaning that it can vibrate. this fact is used in the musical instrument called Organa, with a pipe organ either closed or open pipe. Below is an open organ pipe cross-sectional images as well as "gender" and "slenthem".

 

           Jika Udara dihembuskan kuat-kuat melalui lobang A dan diarahkan ke celah C, sehingga menyebabkanbibir B bergetar, maka udarapun bergetar. Gelombang getaran udara merambat ke atas dan olehlubang sebelah atas gelombang bunyi dipantulkan ke bawah dan bertemu dengan gelombang bunyiyang datang dari bawah berikutnya, sehingga terjadilah interferensi. Maka dalam kolom udara dalampipa organa timbul pola gelombang longitudinal stasioner. Karena bagian atas pipa terbuka, demikianpula celah C, maka tekanan udara di empat tersebut tentulah sama dan sama dengan tekanan udaraluar, jadi tekanan di tempat tersebut timbulah perut.
If the air exhaled forcefully through hole A and C are directed into the gap, thus causing the lips vibrate B, then the air was vibrating. Vibration of air waves propagate upward and the upper hole reflected sound waves down and met with the sound waves coming from below the next, so there was interference. Then in the column of air in organ pipes longitudinal stationary wave pattern arises. Because the top of the pipe is open, so did the gap C, the air pressure in these four would have been the same and equal to the outside air pressure, so the pressure at the venue arised stomach.

        Pada gambar (b) di atas terlihat 1 simpul diantara 2 perut. Ini berarti pipa organa bergetar dengannada terendah yang disebut nada dasar organa. Frekwensi nada dasar dilambangkan fo, jadi 
In picture (b) above shows a knot between the two abdomen. This means the pipe organ tones vibrate with the lowest organ called the basic tone. Frequency the basic tone is symbolized fo, so: 

L = 1/2 λo

atau / or

λo =  2L, sehingga / so that fo =  v/2L

        Pada gambar (c) memperlihatkan dua simpul dan satu perut diantara kedua perut, dikatakan udaradalam pipa organa bergetar dengan nada atas pertama dan dilambangkan dengan f1. Pada polatersebut sepanjang kolom udara dalam pipa terjadi 1 gelombang. Jadi :
In picture (c) shows two knot and one abdomen between the two abdomen, the air in the pipe organ is said to vibrate with the tones of the first and symbolized by f1. In the pattern along the column of air in the pipe occurs a wave. So:

λ1= L

f 1.λ1 = f 1 . L = v

f 1= v/L = 2v / 2L

        Pada gambar (d) memperlihatkan 3 simpul dan dua perut di antara kedua perut, dan bunyi yangditimbulkan merupakan nada atas kedua dilambangkan f2. Pada pola tersebut dalam pipa organaterbuka tersebut terjadi 1 1/2 gelombang, jadi :

In picture (d) shows the three knot and two abdomen between the abdomen, and noise caused by the second overtone is symbolized f2. In this pattern in an open organ pipe occurs a half wave, so:

L = 3/2 λ2 atau / or λ2 = 2/3 L

f2.λ2 = f2 . 2/3 L = v

f2 = 3v/2L

 Secara berurutan peristiwa di atas dapat kita amati sebagai berikut:

In the above sequence of events can be observed as follows:

fo =   v/2L (2 perut 1 simpul)

fo = 2v/2L (3 perut 2 simpul)

fo = 3v/2L (4 perut 3 simpul)

fo = 4v/2L (5 perut 4 simpul)

 

Pada nada atas ke-n terdapat : ( n+2 ) perut dan ( n+1 ) simpul sehingga secara umum dapat dirumuskan sebagai :

In the tone of the-nth there is: (n +2) and the abdomen (n +1) knot, so in general can be formulated as:

fn = [(n+1)/2L]v

λn = 2L/(n+1)